Senin, 30 Januari 2017

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI HEWAN PRAKTIKUM PENGAMATAN SISTEM PENCERNAAN PADA AYAM



LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI HEWAN
PRAKTIKUM PENGAMATAN SISTEM PENCERNAAN
PADA AYAMDescription: Untitled-1.png










OLEH:
KELOMPOK 1
AGUNG PANGESTU DARMAWAN          1610515310001
FAISAL SYIFA UTAMA                              1610515110002
HERDA RIANTI                                          1610515320007
MASRUROH                                               1610515220015
NOR IHSAN RIFANI                                  1610515210021
USWATUN KASANAH                                1610515220026






JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016


 
KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum.
            Tentunya dalam penulisan laporan  ini masih banyak kekurangannya, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan guna menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pembaca.




Banjarbaru, 12 Oktober 2016
Penulis



Kelompok 1






                                                            DAFTAR ISI      
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................             iDAFTAR ISI............................................................................................................. ii 
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... ........... 1
1.1 Latar belakang .......................................................................... ........... 1
1.2 Tujuan .......................................................................................             2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................             3         
BAB III. METODOLOGI ...........................................................................             6
3.1 Waktu dan Tempat ...................................................................             6
3.2 Alat dan Bahan .........................................................................             6
3.3 Metode Praktikum ....................................................................             7
3.4 Prosedur Kerja....................................................................................... 7
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................            8
4.1 Hasil....................................................................................................... 8
4.2 Pembahasan........................................................................................... 9
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................           12
5.1 Kesimpulan ...............................................................................           12
5.2 Saran .........................................................................................           12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................           13
LAMPIRAN........................................................................................................... 14







BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Saluran pencernaan adalah salah satu saluaran yang ada didalam tubuh ternak. Saluran percernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk dapat diserap oleh tubuh, melalui proses pemegangan, mastikasi (mengunyah), deglutition (menelan), pencampuran, dan dekomposisi (makanan dirubah menjadi bentuk partikel yang larut dan dapat diserap) melibatkan proses kimia (enzimatik), fermentasi mikroba dan resorbsi atau absorbsi (Riyadhi, 2015).

1.2         Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1.    Untuk mengamati perbedaan organ dan sistem pencernaan pada hewan.
2.    Untuk memahami konsekuensinya terhadap adaptasi pakan dari hewan tersebut.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1         Ayam
Ayam adalah salah satu unggas (Tillman, 1998)

2.2         Kelinci
Kelinci adalah salah satu hewan monogastrik (Usman, 2010)


BAB III
METODOLOGI

3.1     Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada Hari Selasa Tanggal 22 November 2016 pukul 10.00 – 12.00 WITA bertembat di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan.

3.2     Alat dan Bahan
Alat yang dipergunakan pada praktikum pengamatan sistem pencernaan dapat dilihat di table 3.2.1

Tabel 3.2.1 Alat dan kegunaan yang digunakan saat praktikum organ pencernaan pada ternak unggas

NO
Alat
Fungsi
1
Gunting Bedah
Digunakan untuk memotong kulit dan daging pada ayam
2
Pinset
Digunakan untuk mengambil benda yang kecil dan tidak dapat dijangkau oleh tangan
3
Jarum Pentol
Digunakan untuk  organ pencernaan sampel pada  sterofom
4
Sterofom
Digunakan untuk mrletakkan organ pencernaan sampel
5
Papan Bedah
Digunakan untuk meletakkan sampel saat pembedahan
6
Meteran Kain
Digunakan untuk mengukur panjang organ pencernaan pada sampel
7
Handphone
Digunakan untuk mendokumentasi  kegiatan praktikum pembedahan ayam
8
Pisau Bedah
Digunakan untuk membelah bagian tubuh sampel yang tak bisa dipotong oleh gunting bedah

Bahan dan kegunaan yang digunakan sebagai pengamatan sistem pencernaan dapat dilihat di table 3.2.2

Tabel 3.2.2 Bahan dan kegunaan yang digunakan saat praktikum organ pencernaan pada ternak unggas

NO
BAHAN
KEGUNAAN
1
Ayam Broiler
Sebagai sampel percobaan

3.3     Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.
2.      2.Menyembelih ayam broiler yang telah disediakan dengan menggunakan alat pemotong berupa pisau  yang tajam.
3.      Setelah ayam dipastikan telah mati, kemudian ayam dikuliti sampai terbuka semua kulit ayam.
4.      Setelah dikuliti, kemudian ayam dibedah untuk diambil alat pencernaan dan organ tambahannya.
5.      Mencatat ukuran organ-organ pencernaan ayam.
6.      Mengidentifikasi letak/posisi organ-organ pencernaan  serta fungsinya.

3.4     Prosedur Kerja
1.      Sayatlah kulit dipersendian paha kiri dan kanan dan patahkan persendian tersebut sampai lepas dari engselnya.
2.      Guntinglah otot perut paling bawah, mulai dari bagian tengah kebagian pinggir perut sebelah kanan dan kiri, terus kearah persendian bahu kanan dan kiri sampai tergantung beberapa tulang rusuk.
3.      Uraikan  otot perut dan dada tersebut sehingga terlihat rongga perut dan dada.
4.      Keluarkan secara hati-hati organ saluran pencernaan tersebut.
5.      Amati organ saluran pencernaan.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil praktikum  menunjukan bahwa alat pencernaan pada hewan unggas dimulai dari:
1.      Paruh
Mulut unggas umumnya disebut dengan paruh. Paruh pada unggas ini berfungsi untuk menjepit makanan, memecahkan makanan dan menghasilkan air ludah yang mengandung enzim saliva. Bentuk pada paruh unggas bermacam-macam menyesuaikan dengan makanan utamanya. Unggas akan memilih-milih makanan sesuai dengan ukuran mulut atau paruhnya. Menurut Amrullah (2004), bentuk paruh pada unggas disesuaikan dengan bentuk makanannya paruh runcing jika makanan utamanya adalah bijian kecil, dan berbentuk runcing bengkok dapat digunakan untuk menyobek mangsanya dan memecah bijian yang besar. Mulut pada unggas ditandai dengan tidak adanya bibir, pipi, dan gigi. Pengganti fungsi gigi pada mulut unggas terdapat pada lidah dan juga paruh

2.      Eshofagus
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, diketahui panjang esophagus ayam adalah 8 cm. Esopagus membentang disepanjang leher dan thorax, kemudian berakhir di proventriculus, merupakan penghubung antara dasar mulut dengan crop dan ventriculus. Esophagus menghasilkan mukosa yang berfungsi untuk membantu melicinkan pakan menuju tembolok (Yuwanta, 2004). Perbedaan panjang yang dapat terjadi dikarenakan esophagus didalam kepala tidak ikut diukur atau masih menempel didalamnya sehingga tidak dapat dikeluarkan (Neil,1991) Hal tersebut berkaitan dengan data panjang esophagus yang tidak terukur karena sisanya berada didalam kepala.Perbedaan ini juga dapat dipengaruhi oleh pemberian pakan atau jenis pakan yang dikonsumsi, penyakit, umur, dan jenis unggas (Yuwanta, 2004).Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat Sarwono (1998) bahwa Faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan dari panjang oesophagus kedua ayam adalah jumlah pakan yang dikonsumsi, jenis pakan, umur dan jenis kelamin.

3.      Tembolok (Crop)
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, diketahui panjang tembolok ayam adalah 8 cm. Menurut Crompton (1999) sebelum kerongkongan memasuki rongga tubuh, ada bagian yang melebar di salah satu sisinya menjadi kantong yang dikenal sebagai crop (tembolok). Tembolok merupakan modifikasi dari esophagus yang berperan sebagai tempat penyimpanan pakan, dimana pakan yang disimpan dalam tembolok hanya bersifat sementara. Di dalam tembolok jarang terjadi proses pencernaan, kecuali pencampuran sekresi saliva dari mulut yang dilanjutkan aktifitasnya di tembolok

4.      Proventriculus
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, diketahui panjang proventrikulus ayam adalah 8 cm Proventriculus adalah suatu peleburan dari kerongkongan sebelum berhubungan dengan gizzard (empedal). Pada proventrikulus terjadi pencernaan secara kimiawi, karena terdapat enzim Pepsin dan HCL. Pepsin membantu pencernaan protein, dan HCl disekresi oleh glandular cell, oleh karena pakan berlalu cepat melalui proventriculus maka tidak ada pencernaan material pakan disini, akan tetapi sekresi enzim mengalir ke dalam gizzard sehingga dapat bekerja disini (Muljowati, 1999).

5.      Gizzard
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, diketahui Gizzard ayam memiliki panjang 5 cm. Gizzard disebut juga muscular stomach (perut otot) atau empedal. Lokasinya berada diantara ventriculus dan bagian atas usus halus. Fungsi utama empedal adalah melumatkan pakan dan mencampur dengan air menjadi pasta yang dinamakan chymne. Ukuran dan kekuatan empedal dipengaruhi oleh kebiasaan makan ayam tersebut.Ayam yang dipelihara empedalnya lebih kuat dari pada ayam yang dikurung (Yuwanta, 2004).   
Mukosa permukaan gizzard mensekresikan coilin yang berfungsi melindungi permukaan empedal terhadap kerusakan yang mungkin di sebabkan oleh pakan atau zat lain yang tertelan. Didalam gizzard terjadi pencernaan secara mekanik yang dibantu oleh grit (bebatuan) untuk membantu memecah pakan.

6.      Usus Halus
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, diketahui Usus halus ayam memiliki panjang 145 cm. Organ tubuh ini menghubungkan gizzard dengan usus besar. Di dalam rongga perut usus halus digantungkan oleh selaput penggantung yang disebut mesentrium. Usus halus berfungsi dalam digesti, absorpsi, penyerapan zat makanan yang larut dalam garam organik. Usus halus secara anatomis dibagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum (21 cm), jejunum (64 cm), dan ileum (60 cm). Segmen yang pertama, duodenum, bermula dari ujung distal gizzard. Bagian ini berbentuk kelokan, disebut sebagai duodenal loop. Di dalam duodenum terdapat pancreas yang berfungsi untuk mensekresikan pancreatic juice yang mengandung enzim amylase, lipase, dan tripsin. Jejunum dan ileum merupakan segmen yang sulit dibedakan pada saluran pencernaan ayam. Beberapa ahli menyebut kedua segmen ini sebagai usus halus bagian bawah (Suprijatna, 2005).

7.      Usus Buntu
Berdasarkan Coecum terdiri atas dua coeca atau saluran buntu yang berukuran panjang 20 cm.Di dalam  Coecum terjadi pencernaan mirobiologi, karena pencernaan serat kasar dilakukan oleh bakteri pencernaan serat kasar (Yuwanta, 2004).
8.      Usus Besar
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan diketahui panjang dan berat usus besar ayam adalah 9 cm. Usus besar juga dinamakan intestinum crasum. Fungsi usus besar yaitu untuk perombakan partikel pakan yang tidak tercerna oleh mikroorganisme menjadi feses yang kemudian juga tercampur dengan urine membentuk ekskreta.



9.      Kloaka
Kloaka merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara saluran reproduksi. Kloaka berfungsi sebagai pengeluaran sisa pencernaan.
Ayam juga mempunyai organ tambahan yang mempunyai hubungan dengan saluran pencernaan dengan ada nya duktus yang berfungsi sebagai saluran untuk mengekresikan material dari organ tambahan kesaluran pencernaan yang bergun auntuk kelancaran proses pencernaan pakan. Ada tiga ayam pencernaan tambahan yaitu hati, pancreas dan lainnya. (Nurhayanto, 2013).
Hati
Hati terletak diantara gizzard dan empedu, berwarna kemerahan dan terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus exterdan sinister. Fungsi utama hati dalam pencernaan dan absorbs adalah produksi empedu. Empedu penting dalam proses penyerapan lemak pakan dan eksresilim bah produk, seperti kolesterol dan hasil sampingan degradasi hemoglobin.
a.       Pankreas
Pankreas terletak pada lipatan duodenum pancreas mensekresikan cairan pancreas kedundenum melalui ductus pancreaticus dan menghasilkan enzim yang mendaetikarbohidrat, lemak dan protein.
b.      Limfa
Limfa berbentuk agak bundar berwarna kecoklatan dan terletak pada titik antara proventikulus gizzard dan hati. Fungsi dari limfa sampai sekarang belum diketahui hanya diduga sebagai tempat untuk memecah sel darah untuk menyimpan Fe dalam darah.








Screenshoot saat kegiatan praktikum berlangsung :







BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1         Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa organ pencernaan pada ternak unggas terdiri dari dua bagian, yaitu alat pencernaan dan organ tambahan. Alat pencernaan pada ternak unggas terdiri dari esophagus, crop, proventikulus, gizzard, duodenum,   jejunum, ilieum, coecum, usus besar, dan kloaka.Adapun organ tambahan pada ternak unggas terdiri dari hati, pankreas, dan limfa.
5.2         Saran
Perlu praktikum dengan menggunakan organ percernaan yang segar agar mahasiswa dan mahasiswi mengetahui aroma, batas – batas organ yang sebenarnya.


DAFTAR PUSTAKA


Rasmada, S. 2008. Analisis Kebutuhan Nutrien dan Kecernaan Pakan pada Owa Jawa (Hylobates moloch) di Pusat Penyelamatan Satwa Gadog-Ciawi Bogor.Skripsi.Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan ke-24. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sarwomndo.1990. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas.                        UGM Press Yogyakarta.   aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Sembiring, P. 2009. Peningkatan kecernaan protein dan energi bungkil inti sawit              fermentasi pada ayam broiler .Seminar Nasional Teknologi Peternakan              dan Veteriner. 626 – 632.
Suprijatna. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiproji, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosutjoko. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Wahju, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan III. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius.Yogyakarta.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar