Senin, 30 Januari 2017

REAKSI STOIKIOMETRI LARUTAN (Laporan Praktikum Kimia Pertanian)



REAKSI STOIKIOMETRI LARUTAN
(Laporan Praktikum Kimia Pertanian)





Description: H:\Logo-Unlam.png




Oleh :
KELOMPOK 6C
USWATUN KASANAH (1610515220026)










FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016








DAFTAR ISI
                                                                                                              Halaman
DAFTAR ISI .........................................................................................               i
DAFTAR TABEL .................................................................................              ii
DAFTAR GRAFIK................................................................................             iii
PENDAHULUAN.................................................................................              1
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................              3
BAHAN DAN METODE .....................................................................              6
Waktu dan Tempat......................................................................              6
Alat dan Bahan............................................................................              6
        Alat......................................................................................              6
        Bahan..................................................................................              6
Prosedur Kerja.............................................................................              6
HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................              9
Hasil.............................................................................................              9
            Pembahasan.................................................................................            10
KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................            12
Kesimpulan..................................................................................            12
Saran............................................................................................            12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................            13
LAMPIRAN...........................................................................................            14


DAFTAR TABEL
                                                                                                                  Halaman
Tabel 1. Percobaan Stokiometri Reaksi Pengendapan............................               9
Tabel 2. Percobaan Stokiometri Reaksi Asam-Basa................................               9



DAFTAR GRAFIK
                                                                                                                  Halaman
Grafik 1. Percobaan Stokiometri Reaksi Pengendapan...........................               9
Grafik 2. Percobaan Stokiometri Reaksi Asam-Basa..............................               9








PENDAHULUAN
Latar Belakang
Reaksi kimia biasanya antara dua campuran zat. Reaksi kimia telah mempengaruhi kehidupan kita. Di alam sebagian besar reaksi berlangsung dalam larutan air.  Adapun contoh di kehidupan kita sehari-hari yang menggunakan  reaksi kimia seperti, makanan yang kita konsumsi setiap saat setelah dicerna diubah menjadi tenaga tubuh. Nitrogen dan hydrogen bergabung membentuk ammonia yang digunakan sebagai pupuk. Bahan bakar dan plastik dihasilkan oleh minyak bumi, pati tanaman dalam daun disintesis dan oleh pengaruh sinar matahari (Yustita, 2014).
Apabila suatu larutan berbeda dicampurkan biasanya terjadi perubahan sifat fisik, seperti perubahan warna, suhu, bentuk, dan lain – lain. Dalam parktikum ini yang dibahas adalah perubahan suhu. Suhu terendah dari suatu campuran disebut titik minimum sedangkan suhu tertinggi dari suatu campuran disebut titik maksimum. Biasanya titik maksimum didapat apabila reaksi tersebut adalah stoikiometri (Reza, 2014).
Stoikiometri juga merupakan suatu aspek atau bagian dalam ilmu kimia yang mempelajari data-data kuantitatif yang terjadi dalam suatu reaksi kimia. Data-data kuantitatif sendiri adalah suatu data yang wujudnya berupa angka-angka yang merepresentasikan keadaan-keadaan tertentu yang terjadi dalam suatu reaksi kimia. Data-data dari suatu reaksi kima sendiri dapat bersifat kuantitatif atau bersifat kualitatif. Suatu data bersifat kualitatif apabila ia tidak dipresentasikan dalam bentuk angka. Dengan demikian analisis stoikiometris tidak dapat dilakukan kepada data yang berbentuk non-angka (Satria, 2015).
Oleh Sebab itu, pada saat unsur digabungkan kemudian menghasilkan reaksi kimia, sesuatu yang dikenal dan juga spesifik yang akan terjadi serta hasil reaksi bisa untuk diprediksi dengan berdasarkan unsur-unsur dan juga jumlah yang terlibat. Stoikiometri ialah matematika di balik ilmu kimia (Zahra, 2012).
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan koefisien reaksi berdasarkan pembentukan endapan dan perubahan temperatur, menentukan hasil reaksi berdasarkan konsep mol.








TINJAUAN PUSTAKA
            Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur) dan metrein (mengukur). Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur dalam hal ini adalah partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) yang didasarkan pada hukum-hukum dasar dan persamaan reaksi (Yustita, 2014).
            Reaksi kimia secara umum dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu reaksi asam-basa dan reaksi redoks. Secara garis besar, terdapat perbedaan yang mendasar antara kedua jenis reaksi tersebut, yaitu pada reaksi redoks terjadi perubahan bilangan oksidasi (biloks), sedangkan pada reaksi asam-basa tidak ada perubahan biloks. Kedua kelompok reaksi kimia ini dapat dikelompokkan ke dalam 4 tipe reaksi: Sintesis, Dekomposisi, Penggantian Tunggal, dan Penggantian Ganda (Nikmatul, 2012).
                (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia (Hasugian, 2012).
                Asam Hidroklorida merupakan larutan jernih, tidak berwarna dari hidrogen klorida (HCl) dalam air. Asam ini sangat korosif, merupakan asam mineral kuat yang banyak kegunaannya dalam industri. Asam hidroklorida ditemukan di alam sebagai asam lambung (Ansari, 2014).
CuSO4 disebut sebagai anhidrat dari hidrat CuSO4.5H2O. Beberapa senyaw hidrat berbeda warna dengan senyawa anhidratnya. Hidrat CuSO4.5H2O berwarna biru sedangkan anhidrat CuSO4 berwarna putih. Hidrat CoCl2.6H2O bewarna merah sedangkan anhidratnya berwarna biru. Jadi perubahan warna ini bisa kita jadikan sebagai indikasi perubahan dari hidrat ke anhidrat atau sebaliknya (Dheny, 2011).
Endapan merupakan zat yang memisahkan diri dari larutan, berfase padat, terbentuk jika larutan lewat jenuh. Pembentukan endapan adalah salah satu teknik untuk memisahkan analit dari zat lain, dan endapan ditentukan dengan cara ditimbang dan dilakukan perhitungan stoikhiometri. Reaksi pengendapan merupakan reaksi yang salah satu produknya berbentuk endapan. Endapan terjadi karena zat yang terjadi tidak atau sukar larut didalam air atau pelarutnya. Tidak semua zat mengendap, sehingga reaksi pengendapan juga dipergunakan untuk identifikasi sebuah kation atau anion (Pranan, 2010).
Penentuan stoikiometri larutan asam – basa dan CuSO4 – NaOH  menggunakan percobaan sederhana. Stoikiometri tersebut dapat dipelajari dengan mudah, salah satunya dengan metode JOB atau metode Variasi Kontinu, yang mekanismenya yaitu dengan dilakukan pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah-ubah, namun molar totalnya sama. Sifat fisika tertentunya (massa, volume, suhu, daya serap) diperiksa, dan perubahannya digunakan untuk meramal stoikiometri sistem (Dheny, 2011).
Dari grafik aluran sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi, akan diperoleh titik maksimum atau minimum yang sesuai titik stoikiometri sistem, yang menyatakan perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa. Perubahan kalor pada reaksi kimia bergantung jumlah pereaksinya. Jika mol yang bereaksi diubah dengan volume tetap, stoikiometri dapat ditentukan dari titik perubahan kalor maksimum , yaitu dengan mengeluarkan kenaikan temperatur terhadap komposisi campuran (Munawar, 2012).
Percobaan ini dilakukan untuk mencari titik stoikiometri asam – basa. Pada pencampuran NaOH dan HCl, baik larutan NaOH dan HCl tidak berwarna (bening). Setelah pencampuran tidak terjadi perubahan warna tetapi terjadi perubahan suhu (Fitri, 2014). 








BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 05 Desember 2016 pukul 12.10 s.d. 13.10 WITA di Laboratorium Kimia, Fisika dan Biologi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Alat dan Bahan
1.    Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.      Tabung Reaksi
2.      Rak Tabung Reaksi
3.      Mistar ukuran 20 cm
4.      Termometer
2.    Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
1.      NaOH 0,1 M
2.      NaOH 1,0 M
3.      CuSO4 0,1 M
4.      HCL 1,0 M
Prosedur Kerja
Prosedur Kerja
a.    Stokiometri Reaksi Pengendapan
1.    Sediakan 5 buah tabung reaksi. Kedalam 1 tabung reaksi masukkan 5 ml NaOH 0,1 M dan 25 ml CuSO4 0,1 M. Campurkan kedua larutan itu kemudian kocok.
2.    Biarkan campuran tersebut agar endapan yang terbentuk berada di dasar tabung reaksi.
3.    Ukur tinggi endapan yang terbentuk menggunakan mistar (agar akurat terapkan satuan mili-meter).
4.    Lakukan cara yang sama dengan langkah (1-3) untuk percobaan berikut, dengan menggunakan volume pereaksi masing-masing tetapi volume total tetap 30 ml, yaitu :
-          10 ml NaOH 0,1 M dan 20 ml CuSO4 0,1 M
-          15 ml NaOH 0,1 M dan 25 ml CuSO4 0,1 M
-          20 ml NaOH 0,1 M dan 10 ml CuSO4 0,1 M
-          25 ml NaOH 0,1 M dan 5 ml CuSO4 0,1 M
5.    Buat grafik yang menyatakan hubungan antara tinggi endapan (sumbu y) dan volume larutan (sumbu x), sehingga diperoleh titik optimum kurva.
6.    Dalam grafik tentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum yang diperoleh. Titik optimum menyatakan perbandingan koefisien reaksi.
7.    Bandingkan dengan koefisien reaksi yang diperoleh dari menyetarakan persamaan reaksi.

b.   Stokiometri Sistem Asam-Basa
1.    Kedalam tabung reaksi, masukkan 5 ml NaOH 1,0 M dan di tabung reaksi yang lain masukkan 25 ml HCL 1,0 M. Kemudian ukur temperatur kedua larutan tersebut (TM) dan diusahakan agar sama (dapat dilakukan dengan merendam kedua tabung reaksi tersebut dalam penangas air).
2.    Campurkan kedua larutan tersebut hingga volume total 30 ml, ukur temperatur campuran dan catat suhu maksimum yang konstan (TA).
3.    Lakukan cara yang sama untuk percobaan berikut dengan mengubah volume pereaksi masing-masing hingga volume total campuran adalah 30 ml, yaitu :
-          10 ml NaOH 0,1 M dan 20 ml HCL 1,0 M
-          15 ml NaOH 0,1 M dan 25 ml HCL 1,0 M
-          20 ml NaOH 0,1 M dan 10 ml HCL 1,0 M
-          25 ml NaOH 0,1 M dan 5 ml HCL 1,0 M
4.    Buat grafik yang menyatakan hubungan antara perubahan temperatur (sumbu y) dan volume asam/basa (sumbu x).
5.    Dalam grafik tentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum yang diperoleh. Titik optimum menyatakan perbandingan koefisien reaksi.
6.    Bandingkan dengan koefisien reaksi yang diperoleh dari menyetarakan persamaan reaksi.





                                        HASIL DAN PEMBAHASAN   
Hasil
Tabel 1. Percobaan Stokiometri Reaksi Pengendapan
NaOH (mL)
CuSO4 (mL)
Tinggi Endapan (mm)
Warna Endapan
5
25
5
Biru tosca
10
20
8
Biru tosca
15
15
14
Biru tosca
20
10
43
Hitam
25
5
26
Hitam

Grafik 1. Percobaan Stokiometri Reaksi Pengendapan
Tabel 2. Percobaan Stokiometri Reaksi Asam-Basa
NaOH
(mL)
HCL
(mL)
Tm
Ta
dT
5
25
29    °C
32 °C
3
10
20
28    °C
31 °C
3
15
15
28,5 °C
32 °C
3,5
20
10
27    °C
31 °C
4
25
5
27    °C
32 °C
5

Grafik 2. Percobaan Stokiometri Reaksi Asam-Basa
Pembahasan
            Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur) dan metrein (mengukur). Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur dalam hal ini adalah partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) yang didasarkan pada hukum-hukum dasar dan persamaan reaksi (Yustita, 2014).
            Pada percobaan stikiometri reaksi pengendapan,  yaitu stoikiometri sistem NaOH dengan CuSO4. Pertama tama NaOH dicampur dengan larutan CuSO4. Reaksi yang terjadi antara NaOH dan CuSO4 merupakan reaksi pengendapan yang dicirikan dengan terbentuknya produk yang tidak larut atau endapan. Endapan yang dihasilkan yaitu Cu(OH)2.  Zat dikatakan dapat larut jika sebagian besar zat tersebut melarut bila ditambahkan air. Cu(OH)2  yang terbentuk tidak larut karena mengandung (OH-). Senyawa yang mengandung hidroksida (OH-) tidak dapat larut pengecualiannya adalah hidroksida logam alkali dan Ba(OH)2 (Suparman, 2014).
            Reaksi antara NaOH dan HCl merupakan reaksi penetralan. Reaksi penetralan yaitu reaksti antara asam (HCl) dengan basa (NaOH). Reaksi asam-basa dalam medium air biasanya menghasilkan garam dan air. Dalam reaksi ini dihasilkan garam NaCl. Garam yang terbentuk merupakan senyawa ionic yang terbentuk dari suatu kation selain H+ dan suatu anion selain OH- atau O2-. Karena asam (HCl) dan basa (NaOH) senyawa ini terionisasi sempurna dalam larutan (Suparman, 2014).
Dari hasil yang diperoleh maka dapat diketahui pengaruh variasi volume terhadap suhu yaitu semakin banyak volume NaOH yang dicampurkan maka suhu  yang terbentuk juga semakin tinggi. Dan jika semakin banyak volume NaOH yang dicampurkan akan menghasilkan warna yang semakin  gelap. Dan juga  semakin sedikit volume CuSO4 yang dicampurkan maka semakin gelap warna larutan. Juga sebaliknya jika volum NaOH yang dicampurkan semakin sedikit maka warna larutan yang dihasilkan akan semakin bening/cerah. Pada sampel 3 campuran 15 ml NaOH 0,1 M dan 15 ml CuSO4 endapan berwarna biru tosca. Hal itu terjadi karena pada saat pencampuran larutan CuSO4 lebih dominan muncul, sehingga warna yang dihasilkan adalah biru tosca. Sedangakan pada sampel ke 4 campuran 20 ml NaOH 0,1 M dan 10 ml CuSO4 menghasilkan warna hitam karena pada saat proses pencampuran terjadi pembakaran yang menyebabkan endapat berwarna hitam.







KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1.    Apabila terdapat 2 zat yang dicampurkan maka akan menyebabkan  terjadinya perubahan suhu, warna dan endapan (wujud).
2.     Perubahan suhu yang terjadi dipengaruhi oleh jumlah/volume reaktan yang dicampurkan dan juga oleh konsentrasi masing-masing reaktan.
Saran
            Saran yang dapat diberikan adalah setiap praktikan harus menjaga kebersihan diri, alat dan ruang laboratorium. Praktikan juga diharapkan bekerja dengan teliti. Untuk melakukan praktikum agar dapat di pahami dan dimengerti diperlukan waktu yang lebih lama.









DAFTAR PUSTAKA
Ansari. 2014. Asam Hidroklorida (Hcl) Dan Kegunaannya. https://wawasa nilmukimia.wordpress.com/2014/01/08/asamhidroklorida-hcl-dan-kegunaannya/. Diakses pada tanggal 05 Desember 2016

Dheny. 2011. Hidrat. http://taurayagami.blogspot.co.id/2011/03/hidrat.html. Diakses pada tanggal 05 Desember 2016

Fitri. 2014. Laporan Stokiometri kimia Dasar. http://bakhrul-25-rizky.blogs pot.co.id/2013/12/praktikum-kimia-dasar-stoikiometri.html.Diakses pada tanggal 05 Desember 2016
                                                                         
Hasugian. 2012. Definisi NaOH. http://tolong-hutarea.blogspot.co.id/201 2/06/definisi-naoh.html. Diakses pada tanggal 05 Desember 2016
                
Munawar, R. 2012. Laporan Stoikiometri Kimia dasar. http://karyatul isilmiah.com/reaksi-reaksi-kimia-dan-stoikiometri/. Diakses pada tanggal 05 Desember 2016

Nikmatul. 2012. Stokiometri Reaksi Larutan. http://www.academia.edu /9529591/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_ANORGANIK_STOIKIOMETRI_REAKSI. Diakses pada tanggal 05 Desember 2016

Pranana, A. 2010. Laporan Tetap  Praktikum Kimia Dasar Analisis Melalui Pengendapan.http://tokohtokohduniaku.blogspot.co.id/2015/03/laporan-praktikum-kimia-dasar-analisis.html. Diakses pada tanggal 05 Desember 2016

Reza, G.A. 2014. Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 Stoikiometri Reaksi. http:// gilmanalireza.blogspot.co.id/2015/11/laporan-praktikum-kimia-dasar-1.html. Diakses pada tanggal 05 Desember 2016

Satria, M. 2015. Laporan Praktikum Stoikiometri. http://munezcorporation.blo gspot.co.id/2015/12/laporan-praktikum-stoikiometri.html.Diaskses pada tanggal 05 Desember 2016

Yustita, V. 2014. Laporan Stokiometri. http://valendayustitia.blogspot.co.id/2014/ 01/laporan-stokiometri.html. Diaskses pada tanggal 05 Desember 2016

Zahra. 2012. Stokiometri. http://www.gurupendidikan.com/pengertian-stoikio metri-dan-jenis-stoikiometri/. Diaskses pada tanggal 05 Desember 2016





Tidak ada komentar:

Posting Komentar