PENYARINGAN,
PENGENCERAN, TITRASI, PENIMBANGAN DAN PEMBUATAN LARUTAN

Oleh
:
KELOMPOK 6C
USWATUN KASANAH
(1610515220026)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016
DAFTAR
ISI
Halaman
DAFTAR ISI ......................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................. ii
PENDAHULUAN................................................................................. 1
TINJAUAN
PUSTAKA......................................................................... 3
BAHAN DAN METODE ..................................................................... 6
Waktu
dan Tempat...................................................................... 6
Alat
dan Bahan............................................................................ 6
Alat...................................................................................... 6
Bahan.................................................................................. 6
Prosedur
Kerja............................................................................. 7
HASIL dan PEMBAHASAN................................................................ 9
Hasil............................................................................................. 9
Pembahasan................................................................................. 9
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 11
Kesimpulan.................................................................................. 11
Saran............................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 12
LAMPIRAN........................................................................................... 13
DAFTAR
TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil pengamatan titrasi ........................................................... 9
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang
susunan, struktur, serta sifat-sifat materi. Dalam ilmu kimia tidak hanya
mempelajari secara teori saja, tetapi berusaha mencari prinsip yang
mengatur serta merumuskan teori untuk menerangkan mengapa hal itu terjadi.
Selain itu, ilmu kimia juga menerangkan sesuatu sampai hal terkecil, meliputi
zat maupun bukan zat, misalnya dalam larutan, kita bisa mempelajari bagaimana
melakukan pengenceran, penyaringan, titrasi, dll. Semua itu akan dibahas dalam
ilmu kimia, dari materi atau zat apa yang terkandung di dalamnya, hasil
apa yang di dapat, dan bagaimana caranya (Zeze, 2012).
Ketika mempelajari kimia, dikenal
adanya larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen mengandung lebih
dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut
atau solvent, sedangkan komponen yang
terdapat dalam jumlah kecil disebut zat terlarut atau solute (Arif, 2011).
Satuan yang digunakan untuk menentukan
kepekaan larutan adalah molaritas, normalitas, persen berat, persen volume,
atau sebagainya. Untuk memperkecil konsentrasi suatu larutan maka dilakukan
pengenceran, dengan cara menambahkan pelarut. Selain itu melalui praktikum
ini mahasiswa juga diperkenalkan dengan berbagai macam jenis zat larutan dan
pelarut, serta tingkat bahaya dari masing masing larutan (Hunter, 2014).
Hal ini bertujuan agar tidak terjadi
kesalahan yang dapat membahayakan diri praktikan. Dengan begitu, praktikan
tidak hanya pintar dalam teori, tetapi juga dalam praktik dan penerapannya.
Sehingga nantinya praktikan dapat mengolah bahan-bahan yang memiliki
konsentrasi tinggi (Arif, 2011).
Tujuan
Tujuan
dari praktikum ini adalah melatih menimbang yang dilakukan untuk mendapatkan
bahan yang dibutuhkan dengan ukuran yang tepat dan cermat, penyaringan yang
bertujuan untuk memisahkan endapan dan larutan, pengenceran yang bertujuan untuk untuk memperkecil konsentrasi dan
memperbesar volume suatu larutan, dan titrasi yang bertujuan untuk penentuan
konsentrasi suatu larutan.
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan adalah campuran serba sama
(homogen) antara 2 atau lebih zat yang komposisinya dapat diatur dan sifat
masing- masing penyusunnya masih tampak. Larutan
dibuat dengan mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu.
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, Atom
maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan
dapat berupa gas,
cairan atau padatan (Tryana, 2012).
Titrasi merupakan penambahan secara cermat volume larutan
yang mengandung zat yang konsentrasinya diketahui, yang akan mengakibatkan
reaksi antara keduanya secara kuantitatif. Selesainya reaksi yaitu pada titik
akhir ditandai dengan semacam perubahan fisis, misalnya warna campuran reaksi
yang tidak berwarna dengan menambahkan zat yang disebut indikator, yang
mengubah warna pada titik akhir. Indikator adalah zat warna yang
perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang pH yang sempit (Aprilia, 2012).
Titrasi asam basa
melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa
berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan
larutan basa dan sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai
mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer
tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen” (Nurjanah,
2015).
Indikator adalah zat yang
ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Umumnya
indikator yang digunakan adalah indikator azo dengan warna yang spesifik pada
berbagai perubahan pH. Metyl merah adalah senyawa organik yang
memiliki rumus kimia C15H15N2O2, senyawa ini banyak dipakai untuk indikator
titrasi asam basa. Indikator ini berwarna merah pada Ph dibawah 4,4 dan warna
kuning diatas 6,2. Warna transisisnya mengahasilkan warna orange (Suntana,
2012).
Titrasi menggunakan indikator pp dengan NaOH memiliki ph
yang sangat tinggi bahkan bisa mencapai ph antara 8-14. Dan ketika ditambahkan
dengan HCL maka akan berubah menjadi putih atau bening karena ph nya turun bias
mencapai < 7 (Nite, 2015).
Molaritas menyatakan banyaknya mol
zat terlarut perkilo gram pelarut tang terkandung dalam suatu larutan molaritas
(m) tidak dapat di hitung dari kosentrasi molar (M), kecuali jika rapatan
(densitar) larutan itu di ketahui. Sedangkan Normalitas suatu larutan adalah
jumlah gram ekuivalen zat terlarut yang terkandung di dalam 1 liter larutan. Batas
ekuivalen adalah fraksi bobot molekul yang berkenaan dengan satu satuan
tertentu, reaksi kimia dan 1 gram ekuivalen adalah fraksi yang sama dari pada 1
mol (Tryana, 2012).
HCl adalah asam kuat,
dan memisah sepenuhnya dalam air.HCl dibentuk oleh ikatan kovalen antara ion
hidrogen dan klorida. HCl memiliki banyak kegunaan komersial, termasuk
penggunaan dalam produksi baja dan dalam produksi obat - obatan. Selain itu,
HCl digunakan oleh perut untuk mengaktifkan enzim yang memecah protein.
Kimotripsin dan pepsin adalah dua enzim ini, dan kehadiran HCl akan
memungkinkan enzim ini menjadi aktif dan mempercepat proses pencernaan (Nabila,
2014).
(NaOH), juga
dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam
kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida
dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat
ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri,
kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas,
tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang
paling umum digunakan dalam laboratorium kimia (Nabila, 2014).
Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu
diteruskan dengan titik akhir titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir
titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu senyawa. Pada kebanyakan
titrasi titik ekuivalen ini tidak dapat diamati, karena itu perlu bantuan
senyawa lain yang dapat menunjukkan saat titrasi harus dihentikan. Senyawa ini
dinamakan indikator (Aprilia, 2012).
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal
28 November 2016 pukul 12.10 s.d. 13.10 WITA di Laboratorium Kimia, Fisika dan
Biologi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Alat dan Bahan
1.
Alat
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Neraca Analitis
2. Kaca Arloji
3. Sendok
4. Gelas beker
5. Pengaduk gelas
6. Corong
7. Kertas saring
8. Buret
9. Statip
10. Erlenmeyer
11. Labu ukur
12. Pipet gondok
13. Botol semprot
14. Gelas ukur
15. Pipet tetes
2.
Bahan
Bahan-bahan
yang digunakan pada percobaan ini adalah :
1. Akuades
2. HCL larutan
3. NaOH serbuk
4. CaCO3serbuk
Prosedur Kerja
Prosedur Kerja
a.
Penimbangan dan Pembuatan Larutan
1.
Mengambil gelas
arloji, kemudian masukkan kedalam neraca analitis.
2.
Mengalibrasi
gelas arloji.
3.
Mengambil
padatan CaCO3, kemudian meletakkan keatas gelas arloji sedikit demi
sedikit hingga mencapai 3 g.
4.
Mengambil
kembali padatan CaCO3 yang telah ditimbang, lalu memasukkan ke gelas
beker.
5.
Mencampur
padatan CaCO3 dengan akuades, kemudian mengaduk menggunakan
pengaduk.
6.
Mengamati
endapan yang terjadi.
b.
Penyaringan
1. Mengambil kertas saring.
2. Melipat kertas saring menjadi ¼ bagian, kemudian
melipat lagi hingga 2-3 lipatan.
3. Meletakkan kertas saring yang telah dilipat pada
dinding corong dengan membasahinya dengan menggunakan Akuades.
4. Meletakkan corong yang telah ditempati kertas corong
diatas gelas piala.
5. Memasukkan CaCO3 secara merata pada
corong.
6. Menuangkan sedikit demi sedikit larutan CaCO3
dengan gerakan memutar pada kertas corong hingga semua endapan CaCO3
dalam gelas beker habis.
c.
Pengenceran
Pengenceran larutan HCL
1.
Mengambil 5 ml
HCL dengan menggunakan pipet gondok berukuran 5 ml.
2.
Memasukkan 5 ml
HCL ke labu ukur berukuran 100 ml.
3. Memasukkan Akuades ke labu ukur yang sudah diisi 5
ml HCL hingga miniskus bawah Akuades mencapai tanda tera 100 ml pada labu ukur.
4. Menutup labu ukur, kemudian mengocok labu ukur
sebentar.
Pengenceran larutan NaOH
1. Mengambil padatan NaOH 8 g.
2. Memasukkan padatan NaOH ke dalam erlenmeyer 100 ml.
3. Memasukkan Akuades ke dalam erlenmeyer yang berisi
padatan NaOH sampai keduanya tercampur.
4. Mengencerkan dan mengocok agar keduanya homogen dan
menjadi larutan NaOH 100 ml 2 M.
d.
Titrasi
1.
Memasang buret
pada statip.
2.
Meletakkan labu
erlenmeyer dibawah buret yang sudah dipasang statip.
3.
Memasukkan akuades kedalam buret hingga volumenya sedikit
lebih banyak diatas angka nol.
4.
Mengeluarkan akuades dari buret sampai bagian bawah buret
terisi dan sampai permukaan akuades sejajar angka nol.
5.
Memasukkan akuades pada erlenmeyer kemudian goyangkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan
titrasi
Indikator
|
Warna NaOH
|
Skala HCL
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
Indikator PP
|
Ungu
|
Bening
|
3,6
|
Metyl Merah
|
Kuning
|
Merah
|
0,65
|
Pembahasan
Di praktikum kali ini, terdapat
kegiatan penimbangan CaCO3. Sebelum menimbang, semua alat seperti gelas arloji,
sendok, supid harus sudah dicuci bersih dan dikeringkan. Ini dilakukan agar
tidak ada kekeliruan saat penimbangan dikarenakan alat-alat yang tidak bersih.
Setelah itu pastikan penimbangan dilakukan secermat mungkin dan tidak
berhamburan. Dengan begitu percobaan akan memberikan
hasil yang maksimal pada praktikan. Prinsip penimbangan adalah memanfaatkan
neraca dan gaya gravitasi untuk mencari tahu massa suatu benda (Sazila, 2012).
Cara pengenceran juga
termasuk penggunaan alat yaitu labu ukur, dihitung jumlah zat yang akan
diencerkan kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur zat terlarut yang akan
diencerkan harus dihitung terlebih dahulu. Tujuan pengenceran adalah untuk
memperkecil konsentrasi dan memperbesar volume suatu larutan (Sazila, 2012).
Penyaringan pada percobaan
kali ini yang digunakan adalah larutan CaCO3. Larutan ini disaring dengan
kertas saring yang ditempel pada corong. Endapan larutan CaCO3, nantinya akan
tersangkut pada kertas saring, tidak ikut jatuh kembali kedalam larutan, karena
molekulnya lebih besar daripada pori-pori kertas saring, endapan larutan CaCO3
berwarna putih (Sazila, 2012).
Titrasi adalah proses penentuan
konsentrasi suatu larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Titran yaitu zat
yang digunakan untuk menitrasi (penitrasi) sedangakan titrat merupakan larutan
NaOH, larutan HCL, dan inidikator PP atau Fenolphtalen. Buret yang berisi
larutan NaOH diteteskan secara perlahan-lahan kedalam erlenmeyer yang berisi
larutan HCL yang sudah ditetesi indikator HCL yang sudah ditetesi indikator P.
Proses titrasi ini dilakukan secara perlahan-lahan
sambil menggoyangkan erlenmeyer. Larutan HCL akan berubah menjadi merah muda
ketika larutan NaOH yang diteteskan mencapai titik stop (Zeze, 2012).
Sehingga dapat disimpulkan,
sebelum melakukan penelitian bapan harus ditimbang untuk menentukan berat yang
di perlukan, melakukan pengenceran untuk memperkecil konsentrasi dan
memperbesar volume suatu larutan, melakukan penyarinagn untuk memisahkan
endapan dan larutan, dan untuk nmelakukan titrasi dengan indikator pp dan metyl
merah agar berubah warna diperlukan larutan HCL sebanyak 3,6 ml untuk mengubah
warna ungu menjadi bening dan memerlukan larutan HCL sebanyak 0,65 ml untuk
mengubah warna kuning menjadi merah. Karena
keadaan
zat yang basa bisa mengubah
warna dan semakin basa warna
yang ditimbulkan akan semakin merah
/ jelas.
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1. Pada proses penyaringan berguna untuk
menyaring endapan atau zat hasil dari suatu percampuran larutan.
2. Pada proses penimbangan berguna untuk
menimbang bahan kimia dengan benar menggunakan neraca analitis.
3. Pada proses pengenceran berguna untuk
mengencerkan berbagai bahan kimia dengan benar.
4. Pada proses titrasi, apabila larutan berwarna
gelap maka yang dibaca adalahminiskus atas, dan apabila larutan berwarna bening
maka yang dibaca adalah miniskus bawah.
Saran
Saran yang dapat diberikan adalah
setiap praktikan harus menjaga kebersihan diri, alat dan ruang laboratorium.
Praktikan juga diharapkan bekerja dengan teliti. Untuk melakukan praktikum agar
dapat di pahami dan dimengerti diperlukan waktu yang lebih lama.
Aprilia. 2012. Kimia
Percobaab I. http://laporan-aprilia.blogspot.co.id/2012/02/v-behaviorurldefaultvmlo.html.
Diakses pada tanggal 29 November 2016
Hunter. 2014. Pembuatan
Dan Pengenceran Larutan. http://ervantoto.blogspot.co.id/2014/09/i.html.
Diakses pada tanggal 29 November 2016
Nabila, M.J. 2014. Aplikasi Teknik Laboratorium. https://oncemelod
y.wordpress.com/2014/11/29/laporan-hasil-praktikum-pembunatan-penge
nceran-dan-pencampuran-larutan/.
Diakses pada tanggal 29 November 2016
Nite. 2015. Laporan
Kimia Dasar. http://nite/15/laporan-kimia-dasar.
Diakses pada tanggal 29 November 2016
Nurjanah. 2015. Laporan
titrasi kimia dasar. http://jannah/15/laporan-titrasi-kimia-dasar.
Diakses pada tanggal 29 November 2016
Sazila, K.R. 2012. Laporan Praktikum Kimia Dasar. http://www.academi
a.edu/8737966/Laporan_Praktikum_Kimia_Dasar.
Diakses pada tanggal 29 November 2016
Suntana. 2012. Titrasi
dan Macam-macam Indikator. http://tana/12/titrasi-dan-macam-macam-indikator.
Diakses pada tanggal 29 November 2016
Tryana,
A. 2012. LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA
DASAR (Pembua tan larutan, titrasi, pengenceran dan penentuan asam basa ). http://arc
hiemasbroo.blogspot.co.id/2014/02/laporan-resmi-praktikum-kimia-dasar8 653.html. Diakses
pada tanggal 29 November 2016
Zeze. 2012. Laporan
Kimia Dasar I. http://zezesagita.blogspot.co.id
/2012/02/laporan-kimia-dasar-1.html.
Diakses pada tanggal 29 November 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar