Rabu, 01 Februari 2017

PENYARINGAN, PENGENCERAN, TITRASI, PENIMBANGAN DAN PEMBUATAN LARUTAN

PENYARINGAN, PENGENCERAN, TITRASI, PENIMBANGAN DAN PEMBUATAN LARUTAN




Description: H:\Logo-Unlam.png


Oleh :
KELOMPOK 6C
USWATUN KASANAH (1610515220026)











FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2016







DAFTAR ISI
                                                                                                              Halaman
DAFTAR ISI .........................................................................................               i
DAFTAR TABEL .................................................................................              ii
PENDAHULUAN.................................................................................              1
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................              3
BAHAN DAN METODE .....................................................................              6
Waktu dan Tempat......................................................................              6
Alat dan Bahan............................................................................              6
        Alat......................................................................................              6
        Bahan..................................................................................              6
Prosedur Kerja.............................................................................              7
HASIL dan PEMBAHASAN................................................................              9
Hasil.............................................................................................              9
            Pembahasan.................................................................................              9
KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................            11
Kesimpulan..................................................................................            11
Saran............................................................................................            11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................            12
LAMPIRAN...........................................................................................            13


DAFTAR TABEL
                                                                                                                  Halaman
Tabel 1. Hasil pengamatan titrasi ...........................................................               9





PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang  susunan, struktur, serta sifat-sifat materi. Dalam ilmu kimia tidak hanya mempelajari secara teori saja, tetapi  berusaha mencari prinsip yang mengatur serta merumuskan teori untuk menerangkan mengapa hal itu terjadi. Selain itu, ilmu kimia juga menerangkan sesuatu sampai hal terkecil, meliputi zat maupun bukan zat, misalnya dalam larutan, kita bisa mempelajari bagaimana melakukan pengenceran, penyaringan, titrasi, dll. Semua itu akan dibahas dalam ilmu kimia, dari materi  atau zat apa yang terkandung di dalamnya, hasil apa yang di dapat, dan bagaimana caranya (Zeze, 2012).
Ketika mempelajari kimia, dikenal adanya larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut atau solvent, sedangkan komponen yang terdapat dalam jumlah kecil disebut zat terlarut atau solute  (Arif, 2011).
Satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas, normalitas, persen berat, persen volume, atau sebagainya. Untuk memperkecil konsentrasi suatu larutan maka dilakukan pengenceran, dengan cara menambahkan pelarut. Selain itu melalui praktikum ini mahasiswa juga diperkenalkan dengan berbagai macam jenis zat larutan dan pelarut, serta tingkat bahaya dari masing masing larutan (Hunter, 2014).
Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan yang dapat membahayakan diri praktikan. Dengan begitu, praktikan tidak hanya pintar dalam teori, tetapi juga dalam praktik dan penerapannya. Sehingga nantinya praktikan dapat mengolah bahan-bahan yang memiliki konsentrasi tinggi (Arif, 2011).
Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah melatih menimbang yang dilakukan untuk mendapatkan bahan yang dibutuhkan dengan ukuran yang tepat dan cermat, penyaringan yang bertujuan untuk memisahkan endapan dan larutan, pengenceran yang bertujuan  untuk untuk memperkecil konsentrasi dan memperbesar volume suatu larutan, dan titrasi yang bertujuan untuk penentuan konsentrasi suatu larutan.




TINJAUAN PUSTAKA
            Larutan adalah campuran serba sama (homogen) antara 2 atau lebih zat yang komposisinya dapat diatur dan sifat masing- masing penyusunnya masih tampak. Larutan dibuat dengan mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, Atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan (Tryana, 2012).
            Titrasi merupakan penambahan secara cermat volume larutan yang mengandung zat yang konsentrasinya diketahui, yang akan mengakibatkan reaksi antara keduanya secara kuantitatif. Selesainya reaksi yaitu pada titik akhir ditandai dengan semacam perubahan fisis, misalnya warna campuran reaksi yang tidak berwarna dengan menambahkan zat yang disebut indikator, yang mengubah warna pada titik akhir.  Indikator adalah zat warna yang perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang pH yang sempit (Aprilia, 2012).
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen” (Nurjanah, 2015).
            Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Umumnya indikator yang digunakan adalah indikator azo dengan warna yang spesifik pada berbagai perubahan pH. Metyl merah adalah senyawa organik yang memiliki rumus kimia C15H15N2O2, senyawa ini banyak dipakai untuk indikator titrasi asam basa. Indikator ini berwarna merah pada Ph dibawah 4,4 dan warna kuning diatas 6,2. Warna transisisnya mengahasilkan warna orange (Suntana, 2012).
            Titrasi menggunakan indikator pp dengan NaOH memiliki ph yang sangat tinggi bahkan bisa mencapai ph antara 8-14. Dan ketika ditambahkan dengan HCL maka akan berubah menjadi putih atau bening karena ph nya turun bias mencapai < 7 (Nite, 2015).
            Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut perkilo gram pelarut tang terkandung dalam suatu larutan molaritas (m) tidak dapat di hitung dari kosentrasi molar (M), kecuali jika rapatan (densitar) larutan itu di ketahui. Sedangkan Normalitas suatu larutan adalah jumlah gram ekuivalen zat terlarut yang terkandung di dalam 1 liter larutan. Batas ekuivalen adalah fraksi bobot molekul yang berkenaan dengan satu satuan tertentu, reaksi kimia dan 1 gram ekuivalen adalah fraksi yang sama dari pada 1 mol (Tryana, 2012). 
                HCl adalah asam kuat, dan memisah sepenuhnya dalam air.HCl dibentuk oleh ikatan kovalen antara ion hidrogen dan klorida. HCl memiliki banyak kegunaan komersial, termasuk penggunaan dalam produksi baja dan dalam produksi obat - obatan. Selain itu, HCl digunakan oleh perut untuk mengaktifkan enzim yang memecah protein. Kimotripsin dan pepsin adalah dua enzim ini, dan kehadiran HCl akan memungkinkan enzim ini menjadi aktif dan mempercepat proses pencernaan (Nabila, 2014).
             (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia (Nabila, 2014).
            Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu senyawa. Pada kebanyakan titrasi titik ekuivalen ini tidak dapat diamati, karena itu perlu bantuan senyawa lain yang dapat menunjukkan saat titrasi harus dihentikan. Senyawa ini dinamakan indikator (Aprilia, 2012).





BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 28 November 2016 pukul 12.10 s.d. 13.10 WITA di Laboratorium Kimia, Fisika dan Biologi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Alat dan Bahan
1.    Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.      Neraca Analitis
2.      Kaca Arloji
3.      Sendok
4.      Gelas beker
5.      Pengaduk gelas
6.      Corong
7.      Kertas saring
8.      Buret
9.      Statip
10.  Erlenmeyer
11.  Labu ukur
12.  Pipet gondok
13.  Botol semprot
14.  Gelas ukur
15.  Pipet tetes
2.    Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
1.      Akuades
2.      HCL larutan
3.      NaOH serbuk
4.      CaCO3serbuk
Prosedur Kerja
Prosedur Kerja
a.    Penimbangan dan Pembuatan Larutan
1.    Mengambil gelas arloji, kemudian masukkan kedalam neraca analitis.
2.    Mengalibrasi gelas arloji.
3.    Mengambil padatan CaCO3, kemudian meletakkan keatas gelas arloji sedikit demi sedikit hingga mencapai 3 g.
4.    Mengambil kembali padatan CaCO3 yang telah ditimbang, lalu memasukkan ke gelas beker.
5.    Mencampur padatan CaCO3 dengan akuades, kemudian mengaduk menggunakan pengaduk.
6.    Mengamati endapan yang terjadi.

b.   Penyaringan
1.    Mengambil kertas saring.
2.    Melipat kertas saring menjadi ¼ bagian, kemudian melipat lagi hingga 2-3 lipatan.
3.    Meletakkan kertas saring yang telah dilipat pada dinding corong dengan membasahinya dengan menggunakan Akuades.
4.    Meletakkan corong yang telah ditempati kertas corong diatas gelas piala.
5.    Memasukkan CaCO3 secara merata pada corong.
6.    Menuangkan sedikit demi sedikit larutan CaCO3 dengan gerakan memutar pada kertas corong hingga semua endapan CaCO3 dalam gelas beker habis.

c.    Pengenceran
Pengenceran larutan HCL
1.      Mengambil 5 ml HCL dengan menggunakan pipet gondok berukuran 5 ml.
2.      Memasukkan 5 ml HCL ke labu ukur berukuran 100 ml.
3.      Memasukkan Akuades ke labu ukur yang sudah diisi 5 ml HCL hingga miniskus bawah Akuades mencapai tanda tera 100 ml pada labu ukur.
4.      Menutup labu ukur, kemudian mengocok labu ukur sebentar.

Pengenceran larutan NaOH
1.      Mengambil padatan NaOH 8 g.
2.      Memasukkan padatan NaOH ke dalam erlenmeyer 100 ml.
3.      Memasukkan Akuades ke dalam erlenmeyer yang berisi padatan NaOH sampai keduanya tercampur.
4.      Mengencerkan dan mengocok agar keduanya homogen dan menjadi larutan NaOH 100 ml 2 M.

d.   Titrasi
1.        Memasang buret pada statip.
2.        Meletakkan labu erlenmeyer dibawah buret yang sudah dipasang statip.
3.        Memasukkan akuades kedalam buret hingga volumenya sedikit lebih banyak diatas angka nol.
4.        Mengeluarkan akuades dari buret sampai bagian bawah buret terisi dan sampai permukaan akuades sejajar angka nol.
5.        Memasukkan akuades pada erlenmeyer kemudian goyangkan.



                                         HASIL DAN PEMBAHASAN   
Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan titrasi
Indikator
Warna NaOH
Skala HCL
Sebelum
Sesudah
Indikator PP
Ungu
Bening
3,6
Metyl Merah
Kuning
Merah
0,65

Pembahasan
Di praktikum kali ini, terdapat kegiatan penimbangan CaCO3. Sebelum menimbang, semua alat seperti gelas arloji, sendok, supid harus sudah dicuci bersih dan dikeringkan. Ini dilakukan agar tidak ada kekeliruan saat penimbangan dikarenakan alat-alat yang tidak bersih. Setelah itu pastikan penimbangan dilakukan secermat mungkin dan tidak berhamburan. Dengan begitu percobaan akan memberikan hasil yang maksimal pada praktikan. Prinsip penimbangan adalah memanfaatkan neraca dan gaya gravitasi untuk mencari tahu massa suatu benda (Sazila, 2012).
Cara pengenceran juga termasuk penggunaan alat yaitu labu ukur, dihitung jumlah zat yang akan diencerkan kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur zat terlarut yang akan diencerkan harus dihitung terlebih dahulu. Tujuan pengenceran adalah untuk memperkecil konsentrasi dan memperbesar volume suatu larutan (Sazila, 2012).
Penyaringan pada percobaan kali ini yang digunakan adalah larutan CaCO3. Larutan ini disaring dengan kertas saring yang ditempel pada corong. Endapan larutan CaCO3, nantinya akan tersangkut pada kertas saring, tidak ikut jatuh kembali kedalam larutan, karena molekulnya lebih besar daripada pori-pori kertas saring, endapan larutan CaCO3 berwarna putih (Sazila, 2012).
Titrasi adalah proses penentuan konsentrasi suatu larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Titran yaitu zat yang digunakan untuk menitrasi (penitrasi) sedangakan titrat merupakan larutan NaOH, larutan HCL, dan inidikator PP atau Fenolphtalen. Buret yang berisi larutan NaOH diteteskan secara perlahan-lahan kedalam erlenmeyer yang berisi larutan HCL yang sudah ditetesi indikator HCL yang sudah ditetesi indikator P. Proses titrasi ini dilakukan secara perlahan-lahan sambil menggoyangkan erlenmeyer. Larutan HCL akan berubah menjadi merah muda ketika larutan NaOH yang diteteskan mencapai titik stop (Zeze, 2012).
Sehingga dapat disimpulkan, sebelum melakukan penelitian bapan harus ditimbang untuk menentukan berat yang di perlukan, melakukan pengenceran untuk memperkecil konsentrasi dan memperbesar volume suatu larutan, melakukan penyarinagn untuk memisahkan endapan dan larutan, dan untuk nmelakukan titrasi dengan indikator pp dan metyl merah agar berubah warna diperlukan larutan HCL sebanyak 3,6 ml untuk mengubah warna ungu menjadi bening dan memerlukan larutan HCL sebanyak 0,65 ml untuk mengubah warna kuning menjadi merah. Karena keadaan zat yang basa bisa mengubah warna dan semakin basa warna yang ditimbulkan akan semakin merah / jelas.




KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1.       Pada proses penyaringan berguna untuk menyaring endapan atau zat hasil dari suatu percampuran larutan.
2.       Pada proses penimbangan berguna untuk menimbang bahan kimia dengan benar menggunakan neraca analitis.
3.       Pada proses pengenceran berguna untuk mengencerkan berbagai bahan kimia dengan benar.
4.       Pada proses titrasi, apabila larutan berwarna gelap maka yang dibaca adalahminiskus atas, dan apabila larutan berwarna bening maka yang dibaca adalah miniskus bawah.
Saran
            Saran yang dapat diberikan adalah setiap praktikan harus menjaga kebersihan diri, alat dan ruang laboratorium. Praktikan juga diharapkan bekerja dengan teliti. Untuk melakukan praktikum agar dapat di pahami dan dimengerti diperlukan waktu yang lebih lama.





                                                         DAFTAR PUSTAKA


Aprilia. 2012. Kimia Percobaab I. http://laporan-aprilia.blogspot.co.id/2012/02/v-behaviorurldefaultvmlo.html. Diakses pada tanggal 29 November 2016

Hunter. 2014. Pembuatan Dan Pengenceran Larutan. http://ervantoto.blogspot.co.id/2014/09/i.html. Diakses pada tanggal 29 November 2016

Nabila, M.J. 2014. Aplikasi Teknik Laboratorium. https://oncemelod y.wordpress.com/2014/11/29/laporan-hasil-praktikum-pembunatan-penge nceran-dan-pencampuran-larutan/. Diakses pada tanggal 29 November 2016

Nite. 2015. Laporan Kimia Dasar. http://nite/15/laporan-kimia-dasar. Diakses pada tanggal 29 November 2016

Nurjanah. 2015. Laporan titrasi kimia dasar. http://jannah/15/laporan-titrasi-kimia-dasar. Diakses pada tanggal 29 November 2016

Sazila, K.R. 2012. Laporan Praktikum Kimia Dasar. http://www.academi a.edu/8737966/Laporan_Praktikum_Kimia_Dasar. Diakses pada tanggal 29 November 2016

Suntana. 2012. Titrasi dan Macam-macam Indikator. http://tana/12/titrasi-dan-macam-macam-indikator. Diakses pada tanggal 29 November 2016

Tryana, A. 2012. LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR (Pembua tan larutan, titrasi, pengenceran dan penentuan asam basa ). http://arc hiemasbroo.blogspot.co.id/2014/02/laporan-resmi-praktikum-kimia-dasar8 653.html. Diakses pada tanggal 29 November 2016

Zeze. 2012. Laporan Kimia Dasar I. http://zezesagita.blogspot.co.id /2012/02/laporan-kimia-dasar-1.html. Diakses pada tanggal 29 November 2016
                                                      









Tidak ada komentar:

Posting Komentar